Senin, 03 Oktober 2011

new media(digital culture)

Media sosial adalah sebuah media online dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, sosial network atau jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki mungkin merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content".[1]
Sementara jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan social media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Kita sebagai pengguna social media dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.
Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial berkembang pesat.
Jika dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa menyampaikan pendapat secara terbuka karena satu dan lain hal, maka tidak jika kita menggunakan media sosial. Kita bisa menulis apa saja yang kita mau atau kita bebas mengomentari apapun yang ditulis atau disajikan orang lain. Ini berarti komunikasi terjalin dua arah. Komunikasi ini kemudian menciptakan komunitas dengan cepat karena ada ketertarikan yang sama akan suatu hal.

Seiring dengan perkembangan jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, perilaku masyarakat dalam berinternet pun mengalami perubahan. Jika dulu banyak yang masuk kategori pembuat konten, kini banyak yang beralih hanya sekedar pengisi konten.

Ini disebabkan media sosial Facebook dan Twitter memberikan alternatif saluran yang sesuai dengan kapasitas pengguna internet.

berikut beberapa kategori perilaku masyarakat internet.

Pertama, kategori "creator" atau mereka yang menciptakan konten, seperti tulisan, artikel. Kedua, adalah "conversation", yakni mereka yang aktif di sosial media. Ketiga adalah kategori "critic", yakni mereka yang aktif di forum-forum.

Creator sekitar 24 persen, conversation 33 persen, dan critic 37 persen,”
Ini menunjukkan media sosial menjadi alternatif ruang bagi masyarakat internet, karena berbagai kemudahan layanan.  “Dulu yang aktif nge-blog sekarang ada yang tidak nge-blog, beralih ke Facebook dan Twitter,”

Fenomena ini menunjukkan bahwa media sosial mampu bergerak di masyarakat untuk melakukan sebuah hal yang baru. Ia mencontohkan bahwa dengan kekuatan media sosial, bisa menggerakkan suatu kegiatan yang sifatnya nasional.

Masyarakat internet, lanjutnya, tidak bisa diarahkan untuk hal-hal tertentu. Karena, komunitas yang terbentuk sesuai dengan kemauan masing-masing. Seperti fenomena saat ini yaitu pemilik konten tidak hanya media mainstream saja. Dulu konten hanya dikuasai oleh media mainstream, tapi saat ini konten di dunia maya sudah diisi oleh orang-orang secara umum.

Setelah blog muncul, peta konten berubah, banyak kalangan yang kemudian memanfaatkan ruang tersebut. Apalagi setelah marak situs 2.0 (interaktif) yang melahirkan Facebook dan Twitter.

sumber:  wikipedia.org
               vivanews.com